Komisi VII Dukung Percepatan Penerapan Inovasi Program CCS dan CCUS di Bojonegoro
Ketua Komisi VII DPR RI Dony Maryadi Oekon saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/7/2024). Foto: Tiara/vel
PARLEMENTARIA, Surabaya - Sejalan dengan target peningkatan lifting nasional, dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emissions Indonesia pada tahun 2060, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Dony Maryadi Oekon mendukung percepatan penerapan inovasi program Carbon Capture and Storage (CCS) dan teknologi terbarunya yaitu Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) yang diterapkan di Lapangan Migas Sukowati PT Pertamina EP Cepu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Inovasi CCS dan CCUS juga menjadi salah satu komponen penting dalam penyusunan berbagai kebijakan dan peraturan terakit Migas di Indonesia. Selain untuk penurunan emisi CO2, penerapan teknologi di Lapangan Sukowati tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi lapangan melalui penerapan CO2 Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Kita dukung, terbukti dari yang kita targetkan 4600 barel oil per day (BOEPD) dari paparan tadi disampaikan lifting hari ini sudah mencapai 5700 BOEPD. Kalau saya lihat peningkatan ini sudah lebih dari 10 persen. Tapi kembali lagi kita harus lihat cost-nya, ongkosnya, kalau ekonomis kita dorong untuk ini harapannya menjadi percontohan dan diterapkan di field-field lainnya di Indonesia," jelas Dony kepada Parlementaria usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/7/2024).
"Jadi memang diharapkan sebagai percontohan. Tapi balik lagi, EOR di setiap area itu berbeda teknologi yang dibutuhkannya seperti apa”
Lebih lanjut, Dony menambahkan, inovasi program CCS dan CCUS melalui penerapan CO2 EOR tersebut tetap menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing area pada setiap field-nya. Untuk diketahui khusus di Lapangan Sukowati metode yang digunakan adalah Huff & Puff. Di mana metode tersebut CO2 diinjeksikan ke sumur beberapa hari, ditutup dalam sepekan dan kemudian dibuka. Sehingga diharapkan minyak atau gas di dalamnya dapat naik.
"Jadi memang diharapkan sebagai percontohan. Tapi balik lagi, EOR di setiap area itu berbeda teknologi yang dibutuhkannya seperti apa. Kebetulan di Sukawati ini dengan CCUS dan penerapan EORnya dia bisa mengangkat produksi lebih, bahkan melebihi. Jadi kedepan kita lihat mana yang cocok menggunakan CCUS di masing-masing field yang kita miliki. Mudah-mudahan bisa lebih banyak," ungkap Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Panguriseng dalam sambutannya menyampaikan melalui implementasi teknologi CCS dan CCUS, Pertamina merealisasikan komitmennya dalam memenuhi kebutuhan energi nasional serta di saat bersamaan program dekarbonisasi demi mendukung target Net Zero Emission 2060.
"Lapangan Migas Sukowati sendiri, yang dikelola oleh Pertamina sejak 2018, memiliki target produksi minyak tahun 2024 sebesar 4.884 barel oil per day. Target ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023 lalu sebesar 4.258 BOEPD. Lapangan Sukowati saat ini juga telah menghasilkan 9.33 MillionStandard Cubic Feet per Day (gas) (MMSCFD). Sedangkan, gas yang terjual mencapai 3.96 MMSCFD," imbuhnya.
Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno (F-PAN), dan sejumlah Anggota Komisi VII DPR RI lain di antaranya, Bambang DH (F-PDIP), Dyah Roro Esti Widya Putri, Gandung Pardiman (F-Golkar), Ratna Juwita Sari (F-PKB), Sartono Hutomo, Hendrik H. Sitompul (F-PDemokrat), serta Diah Nurwitasari (F-PKS). (tra/rdn)